Rabu, 18 Oktober 2017

Bangkitlah Industri Logam Kota Yogyakarta



BANGKITLAH INDUSTRI LOGAM KOTA YOGYAKARTA!

Sejarah industri logam Yogyakarta dimulai sejak zaman pemerintahan kerajaan Mataram Islam. Saat itu Panembahan Senopati di Mataram (Kota Gede) memerintahkan abdi dalem kriya membuat perhiasan dari emas dan perak. Menurut catatan Djoko Soekiman, sudah sejak abad ke-16 (masa kerajaan Mataram Islam). Beberapa nama tempat menunjukkan beberapa sentra logam yang berdiri sejak zaman Mataram Islam seperti Sayangan (tempat tinggal para pengrajin barang dari tembaga dan perunggu) dan Pandean (tempat tinggal para pengrajin besi) dan sebagainya. Nitikan sebagai sentra industri Almunium baru berkembang pada tahun 1950-an. Saat itu yang dibuat adalah peralatan rumah tangga dan kerajinan. Teknologi yang digunakan pada saat itu juga masih sangat sederhana berupa tungku peleburan sederhana dan alat tradisional seperti mesin bubut yang digerakkan dengan menggunakan kaki.
Industri Logam adalah salah satu penopang dan penunjang kehidupan masyarakat. Industri logam merupakan industri dasar yang perannya sangat penting dalam sebuah negara yang mensupport seluruh industri apapun dalam berbagai skala dan bidangnya. Pemerintah Kota Yogyakarta mendirikan UPT Logam untuk membina dan mendukung IKM Logam Kota Yogyakarta hingga memiliki kompetensi dan karakter yang kuat dan mampu bersaing di tengah era persaingan internasional dewasa ini. 
Saat ini industri logam Almunium Kota Yogyakarta sudah berkembang begitu pesat, baik dari segi teknologi peleburan logam maupun mesin produksi. Bahkan telah dikukuhkan menjadi salah satu industri unggulan Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini tidak lepas dari peran serta UPT Logam Kota Yogyakarta yang didirikan sejak tahun 2006 dan mulai beroperasi secara resmi pada tahun 2009. UPT Logam Kota Yogyakarta diresmikan secara langsung oleh Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X.
Pada awal beroperasi UPT Logam masih memberikan berbagai pelayanan secara percuma kepada IKM Logam Kota Yogyakarta sebagai langkah promosi efektif sehingga IKM Logam tertarik untuk mempergunakan berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan. Baru pada tahun 2012 mulai diberlakukan tarif retribusi jasa usaha. Bentuk pengelolaan UPT Logam juga mengalami perkembangan dari system pengelolaan keuangan standar pemerintahan menjadi system pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada tahun 2016 yang lebih mampu mengakomodasi kebutuhan dan ritme dunia industri.
Pada usianya yang ke-8, UPT Logam mulai menata kembali langkah-langkah strategis. Berbagai fasilitas penunjang pelayanan dilengkapi, termasuk teknologi pengecoran logam yang lebih tinggi mulai diadopsi. Hal ini nampak dari investasi pemerintah Kota Yogyakarta sebesar 6,5 Milyar berupa Belanja Modal Pengadaan Mesin Injeksi Almunium. Hal ini juga didukung dengan system pengelolaan keuangan BLUD yang transparan, akuntabel dan fleksibel. Selain itu UPT Logam terus meningkatkan berbagai pelayanan dan telah menetapkan kompetensi intinya sebagai Pembuat Cetakan (Mold Maker) yang profesional.
Semangat Gotong Royong, Kemandirian, Kedisiplinan, Kepedulian, dan Kebersamaan inilah yang diyakini merupakan modal utama perubahan besar yang telah dialami. Semangat ini pula yang menumbuhkan sikap optimis pada seluruh stakes holder sehingga Industri logam Kota Yogyakarta akan mampu bersaing pada level Nasional dan Internasional. Kendala pasti dijumpai namun bukan untuk dihindari, bahkan akan meningkatkan kualitas dan kedewasaan. Ancaman pasti ada namun bukan untuk ditakuti, justru sebagai sarana agar lebih kreatif mencari solusi. Kami yakin, selama UPT Logam membawa semangat ini dalam perjalanan dan pelayarannya mengarungi perubahan zaman suatu saat akan mampu meraih kejayaan dan impian sukses bersama. Salam Yogyakarta, Untuk Indonesia…! Jaya…!

Ka UPT Logam
Kota Yogyakarta


M. Agus Maryanto, SE., MSi.
NIP 19690311 199603 1 002