BANGKITLAH INDUSTRI LOGAM KOTA YOGYAKARTA!
Sejarah industri logam Yogyakarta dimulai sejak
zaman pemerintahan kerajaan Mataram Islam. Saat itu Panembahan Senopati di
Mataram (Kota Gede) memerintahkan abdi dalem kriya membuat perhiasan dari emas
dan perak. Menurut catatan Djoko Soekiman, sudah sejak abad ke-16 (masa
kerajaan Mataram Islam). Beberapa nama tempat menunjukkan beberapa sentra logam
yang berdiri sejak zaman Mataram Islam seperti Sayangan (tempat tinggal
para pengrajin barang dari tembaga dan perunggu) dan Pandean (tempat
tinggal para pengrajin besi) dan sebagainya. Nitikan sebagai sentra industri
Almunium baru berkembang pada tahun 1950-an. Saat itu yang dibuat adalah peralatan
rumah tangga dan kerajinan. Teknologi yang digunakan pada saat itu juga masih
sangat sederhana berupa tungku peleburan sederhana dan alat tradisional seperti
mesin bubut yang digerakkan dengan menggunakan kaki.
Industri Logam adalah salah satu penopang dan
penunjang kehidupan masyarakat. Industri logam merupakan industri dasar yang
perannya sangat penting dalam sebuah negara yang mensupport seluruh industri
apapun dalam berbagai skala dan bidangnya. Pemerintah Kota Yogyakarta
mendirikan UPT Logam untuk membina dan mendukung IKM Logam Kota Yogyakarta
hingga memiliki kompetensi dan karakter yang kuat dan mampu bersaing di tengah
era persaingan internasional dewasa ini.
Saat ini industri logam Almunium Kota Yogyakarta
sudah berkembang begitu pesat, baik dari segi teknologi peleburan logam maupun
mesin produksi. Bahkan telah dikukuhkan menjadi salah satu industri unggulan
Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini tidak lepas dari peran serta UPT Logam
Kota Yogyakarta yang didirikan sejak tahun 2006 dan mulai beroperasi secara
resmi pada tahun 2009. UPT Logam Kota Yogyakarta diresmikan secara langsung
oleh Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X.
Pada awal beroperasi UPT Logam masih memberikan
berbagai pelayanan secara percuma kepada IKM Logam Kota Yogyakarta sebagai
langkah promosi efektif sehingga IKM Logam tertarik untuk mempergunakan
berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan. Baru pada tahun 2012 mulai
diberlakukan tarif retribusi jasa usaha. Bentuk pengelolaan UPT Logam juga
mengalami perkembangan dari system pengelolaan keuangan standar pemerintahan
menjadi system pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada tahun 2016 yang
lebih mampu mengakomodasi kebutuhan dan ritme dunia industri.
Pada usianya yang ke-8, UPT Logam mulai menata
kembali langkah-langkah strategis. Berbagai fasilitas penunjang pelayanan
dilengkapi, termasuk teknologi pengecoran logam yang lebih tinggi mulai
diadopsi. Hal ini nampak dari investasi pemerintah Kota Yogyakarta sebesar 6,5
Milyar berupa Belanja Modal Pengadaan Mesin Injeksi Almunium. Hal ini juga
didukung dengan system pengelolaan keuangan BLUD yang transparan, akuntabel
dan fleksibel. Selain itu UPT Logam terus meningkatkan berbagai pelayanan dan telah
menetapkan kompetensi intinya sebagai Pembuat Cetakan (Mold Maker)
yang profesional.
Semangat Gotong Royong, Kemandirian, Kedisiplinan,
Kepedulian, dan Kebersamaan inilah yang diyakini merupakan modal utama
perubahan besar yang telah dialami. Semangat ini pula yang menumbuhkan sikap
optimis pada seluruh stakes holder sehingga Industri logam Kota
Yogyakarta akan mampu bersaing pada level Nasional dan Internasional. Kendala
pasti dijumpai namun bukan untuk dihindari, bahkan akan meningkatkan kualitas
dan kedewasaan. Ancaman pasti ada namun bukan untuk ditakuti, justru sebagai
sarana agar lebih kreatif mencari solusi. Kami yakin, selama UPT Logam membawa
semangat ini dalam perjalanan dan pelayarannya mengarungi perubahan zaman suatu
saat akan mampu meraih kejayaan dan impian sukses bersama. Salam Yogyakarta,
Untuk Indonesia…! Jaya…!
Ka UPT Logam
Kota Yogyakarta
M. Agus Maryanto,
SE., MSi.
NIP 19690311
199603 1 002